Evaluasi Pelayanan Swamedikasi oleh Tenaga Teknis Kefarmasian di Apotek X Kota Tangerang

Penulis

  • Febbyasi Megawaty Rangka Prodi Diploma III Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pelita Harapan
  • Selvina Sinurat Prodi Diploma III Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pelita Harapan
  • Andriyania Andriyania Prodi Diploma III Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pelita Harapan
  • Jessica Novia Prodi Diploma III Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pelita Harapan
  • Sri Wahyu Ningsih Munthe Prodi Diploma III Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pelita Harapan

DOI:

https://doi.org/10.35617/jfionline.v17i1.204

Kata Kunci:

swamedikasi, tenaga kefarmasian, pelayanan apotek, edukasi obat, evaluasi pelayanan obat

Abstrak

Swamedikasi atau pengobatan secara mandiri merupakan salah satu cara untuk mengobati penyakit yang dialami tanpa resep dokter. Keterbatasan pengetahuan Masyarakat mengenai obat dapat menyebabkan kesalahan pengobatan (medication error) dari pemilihan obat, dosis obat dan cara penggunaan obat. Penyalahgunaan obat (drug abuse) dan penggunaan obat tidak tepat (drug misuse) sering karena masyarakat tidak mendapatkan edukasi atau tenaga kefarmasian salah memberikan rekomendasi obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan pelayanan swamedikasi oleh TTK di Apotek X Kota Tangerang dan rekomendasi obat yang diberikan. Metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif prospektif. Data diperoleh melalui observasi langsung menggunakan formulir terhadap pelayanan swamedikasi oleh 6 TTK selama 30 hari kerja mulai 1 Februari hingga 2 Maret 2021. Sampel berjumlah 105 konsumen yang membeli obat tanpa resep dokter dan data dianalisis secara deskriptif menggunakan Microsoft Excel dengan perhitingan persentase. Hasil penelitian diperoleh karateristik konsumen didominasi oleh pria 55.24% dan usia dewasa 26 – 45 tahun 46.67%. Pelaksanaan swamedikasi yang tidak dilakukan 100% adalah cara penggunaan obat 55,23% dan penyimpanan obat 0%. Keluhan terbanyak adalah batuk kering 20 kasus (19,05%) disertai flu 10 kasus, pilek 6 kasus gatal tenggorokan 3 kasus dan maag 1 kasus. Ketidaksesuaian rekomendasi obat terjadi pada keluhan batuk kering yaitu obat yang memiliki kandungan guaifenesin indikasi untuk batuk berdahak pada 9 kasus dan batuk berdahak pada kandungan dextromethorphan HBr pada 1 kasus yang merupakan antitusif yang dapat menghambat refleks batuk untuk mengeluarkan dahak. Hal ini menunjukkan kurangnya pemahaman TTK terhadap komposisi obat sesuai keluhan dan indiksai obat. Pelayanan swamedikasi TTK perlu ditingkatkan terutama aspek edukasi penyimpanan obat dan rekomendasi obat berdasaekan keluhan untuk meminimalikan kesalahan pengobatan serta meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di tingkat komunitas.

Diterbitkan

31-01-2025

Cara Mengutip

Rangka, F. M., Sinurat, S., Andriyania, A., Novia, J., & Munthe, S. W. N. (2025). Evaluasi Pelayanan Swamedikasi oleh Tenaga Teknis Kefarmasian di Apotek X Kota Tangerang. JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | E-ISSN 2355-696X, 17(1), 153–163. https://doi.org/10.35617/jfionline.v17i1.204

Artikel Serupa

1 2 3 4 5 6 7 8 > >> 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.