Reaksi Merugikan Obat Kanker Berbasis Antrasiklin pada Pasien Kanker Payudara di RS Kanker Dharmais

Penulis

  • Dian Fitri Chairunnisa Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Depok, Indonesia
  • Yahdiana Harahap Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Depok, Indonesia
  • Nadia Farhanah Syafhan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Depok, Indonesia
  • Denni Joko Purwanto Departemen Penelitian dan Pengembangan, Rumah Sakit Kanker “Dharmais”, Jakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.35617/jfionline.v16i1.164

Kata Kunci:

kanker payudara, doksorubisin, kemoterapi, reaksi obat merugikan

Abstrak

Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering menyerang wanita di dunia. Doksorubisin merupakan golongan antrasiklin, terapi antikanker lini pertama yang memiliki aktivitas klinis pada penyakit kanker payudara. Doksorubisin dapat menimbulkan efek kardiotoksik akibat pembentukan doksorubisinol sebagai metabolit utamanya. Reaksi obat merugikan juga bervariasi tergantung regimen kemoterapinya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui reaksi obat merugikan berbasis antrasiklin yang sering dialami pasien kanker payudara. Penelitian deskriptif observasional ini dilakukan pada bulan April sampai Juli 2022 di RS Kanker Dharmais, Jakarta. Sampel pada penelitian ini adalah pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi dengan regimen berbasis antrasiklin. Data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi rekam medik yang dianalisis dengan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan dari reaksi obat yang paling banyak yaitu alopesia dengan persentase sebesar 97,1%. Diikuti dengan mual sebesar 85,7%, muntah sebesar 71,4% dan nyeri sebesar 65,7%. Waktu muncul tercepat reaksi mual dalam rentang waktu 18-24 jam (puncak hari ke 2 sampai 3) setelah kemoterapi. tidak mengalami penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri sebesar 34,3% dan 65,7% mengalami penurunan nilai fraksi ejeksi ventrikel kiri setelah kemoterapi doksorubisin. Pasien yang mengalami penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri setelah kemoterapi doksorubisin terdiri dari penurunan fraksi ejeksi <10% dan tidak ada pasien yang mengalami penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri >10%. Penderita kanker payudara yang mendapatkan pengobatan berbasis antrasiklin berpotensi mengalami reaksi obat merugikan meliputi mual, muntah, alopesia, nyeri dan penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri.

Diterbitkan

31-01-2024

Cara Mengutip

Chairunnisa, D. F., Harahap, Y. ., Syafhan, N. F. ., & Purwanto, D. J. . (2024). Reaksi Merugikan Obat Kanker Berbasis Antrasiklin pada Pasien Kanker Payudara di RS Kanker Dharmais. JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | E-ISSN 2355-696X, 16(1), 100–107. https://doi.org/10.35617/jfionline.v16i1.164

Artikel Serupa

<< < 1 2 3 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.