Vol 16 No 1 (2024): Jurnal Farmasi Indonesia

Diterbitkan: 31-01-2024

Artikel

  • Efek Pemberian Ekstrak Etanol Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Inflamasi dan Disfungsi Endotel

    Marita Kaniawati, Agus Sulaeman, Aulia Nurfazri, Elis Susilawati, Millata Auliyaa, Floriana Maia de Fatima Freitas
    1-7
    Abstrak: 729 | PDF 1-7: 795

    Abstract

    Obesity can cause enlargement and increase in the number of adipose cells in the body as well as a decrease in adiponectin levels. Adiponectin is an anti-inflammatory cytokine. Obesity is also associated with vascular endothelial dysfunction, which is caused by reduced nitric oxide (NO) availability, as a result of increase production of oxidative stress. This study aims to determine the effect of ethanol extract of rosella flowers (Hibiscus sabdariffa Linn) on adiponectin levels and serum NO levels in animal models of fructose-induced obesity. The research method was using a Post Test Only Control Group Design, using male Wistar rats for 60 days. This study consisted of 6 groups, namely the normal group (normal diet), the induction group (normal diet + fructose 60%), the comparison group (normal diet + fructose 60% + orlistat), and 3 test groups (normal diet + fructose 60% + ethanol extract of rosella flowers 125 mg/ kgBW, 250 mg/kgBW and 500 mg/kgBW). The results show that the ethanol extract of rosella flowers has a reducing effect on body weight and increases serum adiponectin and NO levels. In conclusion, ethanol extract of rosella flowers at a dose of 250 mg/kgBW can increase adiponectin levels and a dose of 500 mg/kgBW is the best dose in improving endothelial dysfunction.

  • Formulasi-Evaluasi Mie Gluten-free dengan Kombinasi Tepung Sagu, Tepung Porang, Tepung Garut Menggunakan Metode Ekstrusi

    Rahmat Santoso, Mohammad Isronijaya, Sonia Bella Cantika
    8-16
    Abstrak: 504 | PDF 8-16: 898

    Abstract

    Indonesia ranks second as a country with a penchant for instant noodles, consuming 14.26 million servings, resulting in a decline in the country's foreign exchange reserves due to the import of flour as a primary ingredient and an increase in metabolic diseases among the population. Consequently, this research aims to develop gluten-free noodles using indigenous Indonesian ingredients, namely Sago Flour, Porang Flour, and Arrowroot Flour, utilizing the extrusion method. This method involves applying pressure and force to achieve the desired noodle shape, and the final product is packaged in an environmentally friendly manner, compliant with the Indonesian National Standards (SNI). In this study, five dry noodle formulations (F1-F5) were created, with substitutions of sago flour, porang flour, and arrowroot flour, resulting in noodles ranging from white to light brown in color, possessing a unique egg-like flavor and a chewy texture. Subsequently, various evaluations were conducted, including cooking time, elongation, drying shrinkage, and a sensory preference test by a panel of judges, with data analysis performed using SPSS statistical analysis software. Based on the test results, it can be concluded that the extrusion method (extruder technology) is suitable for producing gluten-free noodles, which can be packaged in biodegradable packaging. Among the formulations, F4 proved to be the most optimal choice.

  • Efektivitas Biaya Penyuluhan Pada Pasien Hipertensi Melalui Media Online dan Offline di Beberapa Puskesmas

    Desy Natalia Siahaan, Eva Sartika Dasopang, Cinta Rosandra
    17-27
    Abstrak: 460 | PDF 17-27: 390

    Abstract

    Hipertensi ditandai dengan nilai sistolik ≥140mmHg dan diastolik ≥90mmHg. Penggobatan penyakit ini memerlukan jangka waktu yang panjang sehingga pasien perlu selalu diberikan edukasi, dan salah satu pendekatan yang paling efektif untuk memberikan edukasi terkait pengobatan dengan melakukan penyuluhan kesehan. Penyuluhan kesehatan tersebut dapat dilakukan secara offline dan online. Penelitian ini bertujuan untuk  menganalisa efektifitas biaya penyuluhan pada pasien hipertensi melalui media online dan offline. Metode kuantitatif digunakan dalam penelitian ini dengan melihat efektivitas biaya yang paling baik antara media online dan media offline terkait
    pengetahuan dan sikap pasien hipertensi. Desain penelitian ini menggunakan rancangan pre-test dan post-test. Sampel dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan data dianalisis menggunakan SPSS. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa, terdapat perbedaan antara pre-test dan post-test pada penyuluhan secara online dan offline dengan nilai Asymp.Sig (2-tailed) <0,05. Penyuluhan yang diberikan melalui media online lebih efektif dengan nilai ACER Rp 2,99 pada variabel pengetahuan dan Rp 6,34 pada variabel sikap. Sedangkan nilai ICER secara berturut untuk pengetahuan dan sikap yaitu Rp 2,04 dan Rp 2,15. Penyuluhan melalui media online lebih efektif dari sisi pengetahuan.

  • Penyesuaian Dosis dan Potensi Interaksi Antibiotik pada Pasien Infeksi Saluran Kemih dengan Penyakit Ginjal Kronis

    Nisa Maria, Larasati Arrum Kusumawardani, Dinar Syifa Ulya Rinaldi, Hindun Wilda Risni
    28-39
    Abstrak: 1806 | PDF 28-39: 1489

    Abstract

    : Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan suatu penyakit infeksi yang
    dapat memperburuk kondisi pasien dengan penyakit komorbid seperti
    Penyakit Ginjal Kronis (PGK). Pasien ISK dengan PGK yang dirawat inap
    umumnya mendapatkan terapi antibiotik. Namun, penggunaannya berpotensi
    menimbulkan Masalah Terkait Obat (MTO) karena adanya risiko
    nefrotoksisitas pada beberapa antibiotik, gangguan terhadap farmakokinetik
    obat, dan banyaknya peresepan obat pada pasien PGK. Studi cross-sectional ini
    bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian dosis dan potensi interaksi obat
    pada pasien ISK dengan PGK rawat inap pada salah satu RSUD di DKI Jakarta.
    Sejumlah 78 sampel penelitian diperoleh menggunakan teknik total sampling.
    Data sekunder pasien meliputi resep, rekam medis, dan hasil laboratorium
    pasien periode tahun 2018-2022 diambil secara retrospektif. Analisis MTO
    menunjukkan bahwa 13 pasien (17,1%) menerima dosis antibiotik tidak sesuai
    dan 34 pasien (43,6%) mengalami potensi interaksi obat. Uji statistik
    menggunakan Chi-square menunjukkan bahwa ketidaksesuaian dosis
    antibiotik lebih sering ditemukan pada kelompok PGK stage 4-5 (p= 0,041; OR=
    4,744) dan lama rawat inap >6 hari (p= 0,032; OR= 5,067) serta kejadian
    potensi interaksi obat antibiotik lebih banyak dialami oleh pasien berjenis
    kelamin perempuan (p= 0,007; OR= 4,667), PGK stage 4-5 (p= 0,024; OR=
    3,208), jumlah riwayat komorbid selain PGK >2 (p= 0,046; OR= 2,827), dan
    jumlah obat >10 (p= 0,031; OR= 3,061). RSUD tersebut sudah menerapkan
    praktik pemberian antibiotik pasien ISK-PGK dengan baik namun dapat ditingkatkan lagi dengan melakukan pemantauan obat dan pasien secara ketat,
    terutama terkait penyesuaian dosis dan potensi interaksi obat antibiotik.

  • Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Pasien Bedah Orthopedi Kategori Highly Recommended di IBS RSUP Prof.Dr.R.D. Kandou Manado

    Heedy Tjitrosantoso, Randy Tampa, Amelia J Sumual
    40-46
    Abstrak: 620 | PDF 40-46: 771

    Abstract

    Infeksi luka operasi merupakan suatu infeksi yang terjadi pada tempat atau daerah insisi akibat suatu tindakan operasi atau pembedahan yang didapatkan setelah operasi. Risiko infeksi ini dapat diturunkan dengan pemberian antibiotik profilaksis. Pemberian antibiotik profilaksis ditujukan untuk menurunkan dan mencegah terjadinya infeksi luka operasi, menghambat munculnya resistensi, menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien, serta untuk meminimalkan biaya pelayanan kesehatan. Pemberian antibiotik profilaksis pada prosedur bedah kategori Highly Recommended telah terbukti efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien bedah orthopedi kategori Highly Recommended di Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou Manado. Penelitian ini merupakan penelitian observasional. Data diperoleh secara retrospektif melalui penelusuran data rekam medik pasien bedah orthopedi kategori Highly Recommended periode Maret – Juli 2023 dengan menggunakan metode purposive sampling yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif menggunakan Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik Kemenkes Tahun 2011 dan Clinical Practice Guidelines for Antimicrobial Prophylaxis in Surgery 2013. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh data 71 pasien yang menggunakan antibiotik profilaksis pada 6 prosedur tindakan bedah orthopedi kategori Highly Recommended. Prosedur bedah yang paling banyak dilakukan yaitu tindakan Open Reduction Internal Fixation (69,01 %). Dari hasil evaluasi penggunaan antibiotik profilaksis, diperoleh kesesuaian berdasarkan jenis antibiotik sebanyak 54 (76,06%), dosis antibiotik sebanyak 54 (76,06%), rute pemberian sebanyak 71 (100%), waktu pemberian 71 (100%) dan lama pemberian 71 (100%). Secara keseluruhan, penggunaan antibiotik profilaksis belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang berlaku, terutama pada pemilihan jenis dan dosis antibiotik profilaksis.

  • Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel Ekstrak Daun Sungkai (Peronema Canescens Jack) terhadap Streptococcus pyogenes Secara In Vitro

    Elsa Trinovita, Friskilla Andia Fiska, Natalia Sri Martani
    47-58
    Abstrak: 675 | PDF 47-58: 880

    Abstract

    Impetigo merupakan penyakit yang sering menyerang anak-anak yang disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus pyogenes. Meningkatnya resistensi bakteri terhadap antibiotik merupakan peluang besar untuk memanfaatkan senyawa metabolit sekunder pada tanaman di Indonesia khususnya yang tumbuh di Kalimantan Tengah yaitu daun sungkai (Peronema canescens Jack). Daun sungkai (Peronema canescens Jack) memiliki senyawa metabolit sekunder yaitu flavonoid, alkaloid, fenolik, saponin, tanin, steroid dan triterpenoid yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri sediaan gel ekstrak daun sungkai (Peronema canescens Jack) terhadap Streptococcus pyogenes. Proses ekstraksi daun sungkai dilakukan dengan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Beberapa kelompok perlakuan pada penelitian ini adalah kelompok gel daun sungkai 2%(F1), 4%(F2), 8%(F3), kelompok positif (Mupirocin 2%) dan kelompok negatif (Na-CMC 1%). Lalu dilakukan uji evaluasi sifat fisik sediaan gel meliputi uji organoleptis, pH, homogenitas, daya sebar, dan daya lekat. Evaluasi pada aktivitas antibakteri pada Streptococcus pyogenes menggunakan metode sumuran dengan mengukur diameter pada zona hambatHasil penelitian ini menunjukkan seluruh kelompok formulasi sediaan gel ekstrak daun sungkai (Peronema canescens Jack) memenuhi syarat uji evaluasi sifat. Kelompok F3 (konsentrasi 8%) menunjukklan aktivitas antibakteri dengan diameter zona hambat terbesar yaitu rata-rata zona hambat dengan diameter 19,18 mm. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sediaan gel ekstrak daun sungkai (Peronema canescens Jack) memiliki aktivitas antibakteri dalam menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes.

  • Kesesuaian Peresepan Obat Rawat Jalan BPJS Kesehatan dengan Formularium Nasional di Rumah Sakit Bekasi

    Febbyasi Megawaty Rangka, Ayu Purnama Sari Susilo, Yohana Inge Sugiarti, Alfonsia Purnamasari
    59-65
    Abstrak: 759 | PDF 59-65: 977

    Abstract

    Resep pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di rumah sakit sesuai dengan pedoman Formularium Nasional (FORNAS) mengatur obat yang wajib diberikan kepada pasien sesuai keluhan. Manfaat FORNAS mengoptimalkan mutu pelayanan farmasi khususnya kepada pasien jaminan sosial BPJS Kesehatan. Rumah Sakit X Bekasi adalah rumah sakit swasta tipe C yang terletak di Bekasi Jawa Barat sebagai Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) pelayanan peresepan untuk penyakit kronis dengan pelayanan poliklinik rawat jalan dengan batasan 30 hari sesuai persyaratan restriksi atau indikasi. Banyak peresepan yang tidak sesuai dengan FORNAS dan obat yang belum terdaftar di FORNAS sehingga pemberiannya berdasarkan kebijakan Komite Medik dan direktur rumah sakit menjadi beban rumah sakit. Tujuan penelitian untuk mengetahui presentase kesesuaian peresepan yang tidak sesuai dengan FORNAS di Rumah Sakit X Bekasi periode Januari sampai Maret 2021. Metode penelitian non ekperimental dengan pendekatan deskriptif yang dilakukan secara retrospektif pada populasi 6.891 lembar resep rawat jalan poliklinik spesialis bulan Januari – Maret 2021. Jumlah sampel berdasarkan hitungan rumus slovin adalah 400 lembar resep. Kriteria inklusi adalah resep pasien poliklinik spesialis rawat jalan dengan jaminan BPJS Kesehatan dan kriteria ekslusi adalah lembar resep rawat jalan penyakit non kronis. Kesesuaian peresepan obat terhadap FORNAS di Rumah Sakit X Bekasi sebesar 84,5 % dari total keseluruhan resep. Kesesuaian resep poli spesialis paling tinggi 100% poli jantung, 97,5% poli urologi, 95% poli paru, 91,25% poli penyakit dalam dan terendah 38,75% poli saraf. Obat yang paling banyak ditemukan tidak sesuai FORNAS adalah Mecobalamin 500 mg di poliklinik urologi 100%, poliklinik penyakit dalam 42,86%, poliklinik syaraf 28,57% dan poliklinik paru 25%. Ketidaksesuaian penulisan resep berdasarkan FORNAS menyebabkan pengurangan biaya INA-CBGs tidak efisien mempengaruhi LOS yang lama dan meningkat total biaya rill pasien. Saran perlu sosialisasi ke dokter rawat untuk menulis resep sesuai dengan FORNAS dan melakukan evalusasi ketidak sesuaian peresepan secara berkala.

  • Pemanfaatan Pati Sagu Pregelatinasi Taut Silang Fosfat sebagai Matriks Tablet Lepas Lambat Natrium Diklofenak

    Roisah Nawatila, Annisa Mahdia Wati, Jyestha Varasvasti, Frea Widia Aulia, Christina Avanti
    66-79
    Abstrak: 643 | PDF 66-79: 883

    Abstract

    Sediaan lepas lambat merupakan sediaan yang dirancang agar bahan aktif dapat mencapai pelepasan obat secara perlahan dalam jangka waktu yang lama. Natrium diklofenak memiliki waktu paruh biologis yang relatif singkat (1- 2 jam) sehingga dapat diformulasikan ke dalam bentuk sediaan tablet lepas lambat. Pati sagu memiliki potensi untuk dapat dikembangkan menjadi matriks tablet lepas lambat. Tujuan penelitian ini untuk memanfaatkan pati sagu yang sebelumnya telah dimodifikasi dengan teknik pregelatinasi dan ditaut silang fosfat (PSTF) agar dapat dikembangkan menjadi matriks tablet lepas lambat natrium diklofenak. Pada penelitian ini dibuat PSTF pada konsentrasi 20% (F2), 22,5% (F3), 25% (F4), 27,5% (F5), 30% (F6), dan 32,5% (F7). Selain itu, matriks hidrofilik sintetik yang dapat digunakan dalam sediaan lepas lambat lainnya adalah Hydroxypropyl Methylcellulose (HPMC) dengan konsentrasi 20% sebagai pembanding (F1). Proses pembuatan tablet menggunakan metode granulasi basah. Sediaan tablet yang sudah dibuat selanjutnya dilakukan pengujian mutu fisik dan pengujian pelepasan obat pada jam ke-1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10. Hasil pengujian mutu fisik tablet menunjukkan bahwa semua formula telah memenuhi spesifikasi, walaupun F1 memiliki kekerasan tablet yang paling rendah (4,15 Kp+0,63). Hasil uji disolusi F1 menunjukkan bahwa 3,05% obat dilepaskan selama 1 jam, sedangkan 54,70% obat dilepaskan selama 5 jam, dan sisanya 45% obat dilepaskan dalam sisa 6 jam berikutnya. Hasil uji disolusi F2-F7 pada jam ke-1 berturut-turut melepaskan obat sebesar 89,69%; 56,01%; 85,96%; 65,67%; 68,71%; 85,73%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa matriks PSTF belum bisa memberikan pola pelepasan obat yang lambat.

  • Knowledge, Attitude, and Compliance with Hypertension Patients at The Manggis I Karangasem Health Centre

    Leny Oktayanti, I Gusti Ayu Rai Widowati, I Ketut Tunas, Ni Putu Wintariani
    80-88
    Abstrak: 386 | PDF 80-88 (English): 367

    Abstract

    Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis serius yang secara signifikan meningkatkan risiko penyakit jantung, otak, ginjal, dan penyakit organ lainnya. Sebagian besar penderita hipertensi tidak menunjukkan gejala yang spesifik dan tetap dalam kondisi baik untuk melakukan aktivitas rutin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengetahuan, sikap, dan kepatuhan pasien hipertensi. Penelitian observasional cross-sectional dilakukan di Puskesmas Manggis I Karangasem dari Maret hingga Mei 2023 dengan menggunakan kuesioner yang telah divalidasi. Data dianalisis menggunakan software SPSS versi 25.0. Sejumlah 120 responden berpartisipasi (tingkat respon 100%). Responden mayoritas berusia >65 tahun (37.5%); laki-laki (61,7%); berpendidikan menengah (65.8%); tidak bekerja (28.3%); hipertensi grade 1 (70.8%), dan tidak memiliki komorbid (80.8%). Pengetahuan pasien termasuk pada kategori baik (109 [90.8%]), sikap positif (75 [62.5%]), dan patuh pada pengobatan (79 [65.9%]). Hasil uji chi-kuadrat menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan terhadap kepatuhan (p-value=0,002), dan terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap kepatuhan (p-value=0,006). Pengetahuan dan sikap pasien hipertensi harus terus ditingkatkan agar pasien patuh pada terapi pengobatannya. Apoteker disarankan untuk melakukan penyuluhan tentang gaya hidup, pola diet, dan informasi terkait komplikasi pada pasien hipertensi.

  • Persepsi Pengguna Rokok Elektrik Laki-laki Usia 15 Tahun Keatas Terkait Penyakit Paru

    Dwi Titus Indriyawati, Evi Martha
    89-99
    Abstrak: 505 | PDF 89-99: 967

    Abstract

    Rokok elektrik digunakan untuk mengurangi rasa candu terhadap rokok tembakau dan menjadi peralihan untuk keluar dari kebiasaan merokok tembakau. Telah terjadi peningkatan merokok pada kelompok usia remaja, pelajar dan mahasiswa. Metode penelitian kualitatif, menggunakan data primer dengan pengumpulan data yaitu wawancara mendalam. Informan pengguna rokok elektrik yang berusia diatas 15 tahun dan sudah menggunakan rokok elektrik minimal 3 bulan. Analisis data menggunakan tematik analisis. Pandangan terhadap perilaku merokok bahwa mulai merokok karena pengaruh teman dan rasa penasaran. Adanya pengaruh dari lingkungan sosial, keluarga dan teman sebaya untuk merokok. Pandangan dan kesadaran dalam penggunaan rokok elektrik terhadap kesehatan informasi mengenai bahaya rokok elektrik didapatkan melalui internet, kemasan rokok, ataupun informasi dari teman. Keparahan penyakit paru yang dirasakan seperti batuk, sesak napas dan cepat lelah ketika berolahraga. Hambatan untuk berhenti merokok: masih merasa nyaman, murah, akses membeli mudah, tidak ada yang menyarankan untuk berhenti merokok, tidak mengetahui efek negatif dari rokok elektrik. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa dari 6 informan pengguna rokok elektrik yang terpilih persepsi atas bahayanya rokok elektrik terhadap kesehatan paru masih rendah.

  • Reaksi Merugikan Obat Kanker Berbasis Antrasiklin pada Pasien Kanker Payudara di RS Kanker Dharmais

    Dian Fitri Chairunnisa, Yahdiana Harahap, Nadia Farhanah Syafhan, Denni Joko Purwanto
    100-107
    Abstrak: 407 | PDF 100-107: 758

    Abstract

    Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering menyerang wanita di dunia. Doksorubisin merupakan golongan antrasiklin, terapi antikanker lini pertama yang memiliki aktivitas klinis pada penyakit kanker payudara. Doksorubisin dapat menimbulkan efek kardiotoksik akibat pembentukan doksorubisinol sebagai metabolit utamanya. Reaksi obat merugikan juga bervariasi tergantung regimen kemoterapinya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui reaksi obat merugikan berbasis antrasiklin yang sering dialami pasien kanker payudara. Penelitian deskriptif observasional ini dilakukan pada bulan April sampai Juli 2022 di RS Kanker Dharmais, Jakarta. Sampel pada penelitian ini adalah pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi dengan regimen berbasis antrasiklin. Data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi rekam medik yang dianalisis dengan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan dari reaksi obat yang paling banyak yaitu alopesia dengan persentase sebesar 97,1%. Diikuti dengan mual sebesar 85,7%, muntah sebesar 71,4% dan nyeri sebesar 65,7%. Waktu muncul tercepat reaksi mual dalam rentang waktu 18-24 jam (puncak hari ke 2 sampai 3) setelah kemoterapi. tidak mengalami penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri sebesar 34,3% dan 65,7% mengalami penurunan nilai fraksi ejeksi ventrikel kiri setelah kemoterapi doksorubisin. Pasien yang mengalami penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri setelah kemoterapi doksorubisin terdiri dari penurunan fraksi ejeksi <10% dan tidak ada pasien yang mengalami penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri >10%. Penderita kanker payudara yang mendapatkan pengobatan berbasis antrasiklin berpotensi mengalami reaksi obat merugikan meliputi mual, muntah, alopesia, nyeri dan penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri.

  • Resistensi Antimikroba: Pengetahuan, Sikap, dan Kewaspadaan pada Komunitas Lokal Bali -

    Ni Luh Putu Sastrani Dewi, I Gusti Ayu Rai Widowati, Made Karma Maha Wirajaya, Ni Made Maharianingsih
    108-113
    Abstrak: 319 | PDF 108-113 (English): 325

    Abstract

    : Antibiotik yang tidak digunakan secara bijak dapat memicu timbulnya masalah Antimicrobial Resistance (AMR). Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap penggunaan antibiotik secara tepat dapat memperburuk kejadian resistensi bakteri terhadap antibiotik, telah diakui oleh WHO sebagai salah satu ancaman paling serius bagi kesehatan masyarakat. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan kewaspadaan terhadap AMR pada masyarakat. Survei cross sectional dilakukan dengan mewawancarai masyarakat Desa Kerobokan Kaja secara purposive, pada bulan Februari-Maret 2023, menggunakan kuesioner yang telah divalidasi. Sejumlah 110 responden berpartisipasi (tingkat respon 100%). Mayoritas responden berada pada rentang usia 18-27 tahun (37 [33.3%]); perempuan (56 [50.9%]); berpendidikan menengah (78 [70.9%]); pegawai swasta (41 [37.3%]), dan berupah minimum (41 [37.3%]. Hasil penelitian menunjukkan, lebih dari separuh masyarakat memiliki pengetahuan tentang penggunaan antibiotik pada kategori cukup (70 [63,3%]); sikap pada kategori cukup (64 [58,2%]); dan kewaspadaan terhadap AMR pada kategori cukup (63 [57,3%]). Hasil uji Rank Spearman menunjukkan, bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat antara pengetahuan terhadap kewaspadaan AMR (Sig.2-tailed=0,000; p-value

    <0,05; coefisien correlasi=0,583), dan terdapat hubungan yang cukup kuat antara sikap terhadap kewaspadaan AMR (Sig.2-tailed=0,000; p-value><0,05; coefisien correlasi=0,427). Perlu dilakukan penyuluhan kepada masyarakat umum untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang pentingnya penggunaan antibiotik yang bijak untuk menanggulangi peningkatan AMR.>