Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Farmasi Indonesia

					View Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Farmasi Indonesia

JFI 11-2

JFI Online Volume 11 Nomor 2, Desember 2019

Published: 31-07-2019

Articles

  • Efek penambahan ekstrak Etanol Herba Ciplukan (Physalis angulata L) sebagai suplemen terapi pada Rheumatoid Artritis

    Suci Nar Vikasari, Afifah Bambang Sutjiatmo, Elin Yulinah Sukandar, Sri Wahyuningsih, Puspa Sari Dewi Solihah, Suryani Suryani, Salmanda Aisyah, Kuatrina Kuatrina, Niken Juni Astuti, Nindy Dwi Siftiani
    1-6
    Abstract: 291 | PDF (Bahasa Indonesia): 312

    Abstract

    Rheumatoid artritis (RA) merupakan gangguan otoimun yang ditandai peradangan kronis pada sendi. Peradangan kronis dapat menyebakan gangguan fungsi hati. Herba ciplukan telah diteliti mempunyai efek antiinflamasi, hepatoprotektor, dan imunosupresan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penambahan ekstrak etanol herba ciplukan sebagai suplemen terapi pada fungsi hati hewan model RA. Pemodelan hewan RA dilakukan dengan induksi 0,1 mL Complete Freund Adjuvant (CFA) intraplantar. Dosis ekstrak ciplukan adalah 50 mg/kg bb peroral. Ekstrak ciplukan diberikan selama 10 hari sebagai suplemen terapi metotreksat 0,1125 mg/ kg bb. Parameter fungsi hati yang diamati adalah kadar aminotransferase (AST dan ALT), alanin fosfatase (ALP), indeks organ, dan histologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok kontrol mengalami peningkatan kadar ASTdan ALPsertapenurunankadar ALTdanindeksorganhatidibandingkankelompoknormal. Pemberianekstrak ciplukan sebagai suplemen terapi metotreksat dapat menurunkan kadar AST dan ALP serta dapat meningkatkan kadar ALT dan nilai indeks organ jika dibandingkan dengan kontrol, meskipun belum bisa mencapai nilai normal. Hasil histologi menunjukkan adanya perbaikan organ hati pada hewan yang diberi ekstrak ciplukan sebagai suplemen terapi metotreksat. Disimpulkan bahwa ekstrak etanol ciplukan 50 mg/kg bb yang digunakan sebagai suplemen terapi metotreksat dapat membantu memperbaiki fungsi hati pada hewan model RA.

  • Pengaruh pengisi hasil Spray Drying terhadap karakteristik Orally Disintegrating Tablet (ODT) Famotidin

    Faizatun Faizatun, Andreas Agung Saputra, Safira Nafisa
    7-15
    Abstract: 309 | PDF (Bahasa Indonesia): 332

    Abstract

    Famotidin digunakan dalam pengobatan penyakit lambung dan diperlukan waktu kerja obat yang cepat dalam penggunaan. Orally Disintegrating Tablet (ODT) merupakan suatu sediaan yang memiliki waktu hancur yang cepat, sehingga efek terapi dari famotidin dapat terjadi dengan segera. Pada penelitian ini, dilakukan perbandingan karakteristik ODT dengan pengisi ODT yang dibuat dengan metode spray drying dan pengisi pembanding yang terdapat dipasaran. Pengisi ODT yang dibuat terdiri dari avicel PH 102, xylitol, manitol, dan crospovidone ( 2; 3,5; 5%). Pengisi ODT yang dihasilkan digunakan untuk pembuatan tablet ODT secara cetak langsung. Evaluasi pengisi berupa uji sifat alir, kadar air, dan kompresibilitas, sedangkan evaluasi tablet ODT terdiri dari uji waktu hancur, disolusi, kekerasan, dan friabilitas untuk melihat pengaruh perbedaan konsentrasi crospovidone yang digunakan terhadap kecepatan hancurnya ODT. Hasil penelitian menunjukkan  F III dengan konsentrasi crospovidone 5% dari tablet, memiliki waktu hancur lebih cepat (44,45 detik), kekerasan yang lebih kecil (5,68 kg/cm2) dan friabilitas yang besar (0,435%) dibandingkan tablet F I dan F II. Tablet F III memiliki waktu hancur yang lebih lama (44,45 detik) dari tablet ODT pembanding (33 detik).

  • Analisis aktivitas antioksidan Jus Mangga segar merek A dan olahan sendiri

    Christine Kusuma, Catherine Caroline, Emi Sukarti
    16-23
    Abstract: 518 | PDF (Bahasa Indonesia): 260

    Abstract

    Minuman jus bergula merupakan minuman praktis dalam budaya masyarakat perkotaan saat ini. Berbagai merek ternama dan populer banyak menjual  jus buah,  khususnya  jus buah mangga di pasaran. Namun, banyaknya pengolahan buah yang dilakukan dari para pengusaha jus buah mangga membuat harga yang ditawarkan di pasaran cukup tinggi dengan kurangnya informasi dalam produknya. Di sisi lain, angka penyakit degeneratif di Indonesia juga semakin meningkat. Hal ini dapat diatasi salah satunya dengan mengkonsumsi antioksidan yang terdapat pada jus buah. Karenanya, pada penelitian ini dilakukan analisis aktivitas antioksidan jus mangga merek A yang dibandingkan dengan buah mangga dan jus mangga olahan sendiri untuk memberikan informasi bahwa jus mangga yang dibuat sendiri memiliki antioksidan lebih tinggi dan ekonomis sehingga dapat dimanfaatkan untuk memelihara kesehatan dan dapat digunakan sebagai salah satu sumber antioksidan yang baik. Metode pengujian yang akan digunakan untuk mengetahui aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Hasil pemilihan panjang gelombang DPPH yang terpilih adalah 517 nm. Rata-rata IC50 vitamin C, mangga, jus mangga olahan sendiri, dan sampel jus mangga merek A berturut-turut adalah 13,95 μg/ml, 27475,18 μg/ml, 67589,40 μg/ml, 143819,93 μg/ml. Hal ini menunjukkan bahwa sampel jus mangga merek A memiliki nilai aktivitas antioksidan yang lebih kecil dibandingkan dengan jus mangga hasil olahan sendiri dan buah mangga tanpa penambahan apapun.

  • Hypoglycemic effect test of Ethanolic extract of Baligo seeds (Benincasa Hispida (Thumb.) Cogn.) on white male rats wistar strain with Alloxan induction

    Dina Maryati, Jamilah Sarimanah, Wiwin Herdwiani, lrfan Zamzani
    24-29
    Abstract: 109 | PDF (Bahasa Indonesia): 125

    Abstract

    Baligo merupakan tanaman asli dari daerah tropis yang di Indonesia dikenal dengan sebutan kundur atau labu besar. Baligo antara lain mengandung karbohidrat, glikosida, alkaloid, fitosterol, gum dan mucilago, saponin, protein dan asam amino bebas, serta flavonoid. Kandungan kimia pada biji baligo yang diduga memiliki aktivitas antidiabetes adalah flavonoid dan  saponin.  Penelitian  ini  bertujuan untuk mengetahui efek hipoglikemik ekstrak etanol biji baligo (Benincasa hispida (Thumb.) Cogn.) dan mengetahui apakah semakin besar dosis ekstrak etanol biji baligo (Benincasa hispida (Thumb.) Cogn.) semakin besar efek hipoglikemik pada tikus putih jantan galur wistar dengan induksi aloksan. Penelitian ini menggunakan metode induksi aloksan dimana tikus dibagi menjadi lima kelompok perlakuan yaitu masing- masing kelompok terdiri dari lima ekor tikus. KI sebagai kontrol negatif (CMC 0,5%), K II sebagai kontrol positif (glibenklamid) dengan dosis 0,09 mg/200 g BB tikus, dan K III, IV, V diberikan dosis ekstrak etanol biji baligo berturut-turut 4,10 mg/200 g BB tikus, 8,21 mg/200 g BB tikus, 16,42 mg/200 g BB tikus. Semua kelompok diinduksi aloksan pada hari ke-0 (setelah dipuasakan 16 jam) secara intraperitoneal. Pemeriksaan kadar gula darah dilakukan pada hari ke-4 dan ke-8 setelah pemberian sediaan uji. Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa semakin besar dosis ekstrak etanol biji baligo (4,10 mg/200 g BB tikus, 8,21 mg/200 g BB tikus, 16,42 mg/200 g BB tikus) tidak semakin besar efek hipoglikemik pada tikus putih jantan galur wistar dengan induksi aloksan.

  • Pengaruh Electronic Word of Mouth (e-WOM) dan Brand Image terhadap keputusan pembelian produk Immunomodulator (penelitian di wilayah DKI Jakarta)

    Novia Maulina, Sampurno Sampurno, Nurita Andayani, Dian Ratih Laksmitawati
    30-37
    Abstract: 168 | PDF (Bahasa Indonesia): 223

    Abstract

    Data Top Brand Index tahun 2012-2018 menunjukkan grafik prosentase pertumbuhan yang stagnan dan cenderung menurun untuk beberapa produk immunomodulator. Untuk mengatasi permasalahan ini, para produsen produk immunomodulator harus gencar melakukan promosi dan memasang strategi pemasaran melalui electronic word of mouth (e-WOM) dan penguatan brand image terhadap keputusan pembelian produk immunomodulator. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) pengaruh e-WOM terhadap keputusan pembelian, (2) pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian, dan (3) pengaruh e-WOM terhadap brand image produk immunomodulator (penelitian dilakukan di wilayah DKI Jakarta). Penelitian  ini  menggunakan  metode  survey dan menyebarkan kuisioner kepada 384 orang responden di wilayah DKI Jakarta yang hasilnya kemudian diolah melalui program Structural Equation Modeling (SEM)-PLS (Partial Least Square) dengan software SmartPLS. Analisa menggunakan PLS ini menunjukkan bahwa hasil penelitian memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas melalui uji outer model (model pengukuran). Hasil pengujian hipotesis penelitian ini melalui inner model (model struktural) adalah bahwa (1) e-WOM berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk immunomodulator, (2) Brand Image berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk immunomodulator, dan (3) e-WOM berpengaruh signifikan terhadap Brand Image produk immunomodulator. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh e-WOM dan brand image terhadap keputusan pembelian produk immunomodulator.

  • Pengembangan Nutraseutikal Sereal Daun Kelor (Moringa oleifera L.) dengan tepung Garut (Maranta arundinaceae L.) sebagai pengikat

    Karina Citra Rani, Nani Parfati, Pragita Putri, Elisabeth Regina
    38-50
    Abstract: 829 | PDF (Bahasa Indonesia): 859

    Abstract

    Daun kelor (Moringa oleifera L.) berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk nutraseutikal karena mengandung asam amino, karbohidrat, vitamin, serat, lemak, dan mineral. Salah satu produk nutraseutikal yang dapat dikembangkan adalah sereal. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan sereal daun kelor dalam bentuk granul instan. Pembuatan granul sereal daun kelor dilakukan dengan metode granulasi basah. Terdapat dua formula sereal daun kelor yang dibuat dalam penelitian ini yaitu formula 1 (tanpa tepung garut) dan formula 2 (dengan tepung garut (Maranta arundinaceae L.) sebagai pengikat). Sereal daun kelor yang dihasilkan dalam penelitian ini kemudian dilakukan evaluasi meliputi karakteristik fisik granul, viskositas, pH, analisa proksimat (kadar air, serat kasar, abu, protein, lemak, karbohidrat) sesuai SNI susu sereal (SNI 01-4270-1996), dan kadar logam (Pb dan Cu). Hasil evaluasi karakteristik fisik granul, viskositas, dan pH menunjukkan bahwa formula 1 dan formula 2 telah memenuhi persyaratan. Hasil pemeriksaan parameter kadar abu, protein, karbohidrat, dan cemaran logam juga menunjukkan bahwa kedua formula telah memenuhi persyaratan SNI. Hasil pengujian kadar lemak menunjukkan bahwa formula 2 (7,30%) memenuhi persyaratan, sedangkan formula 1 (6,29%) tidak memenuhi persyaratan SNI. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa granul sereal daun kelor dengan tepung garut sebagai pengikat (formula 2) telah memenuhi persyaratan kandugan nutrisi sesuai SNI.

  • Analisis QSAR senyawa turunan Diosmetin sebagai Antioksidan baru dengan metode Semi Empirik AM 1

    Esti Mumpuni, Titiek Martati, Esti Mulatsari, Andika Muhammad Hidayat
    51-57
    Abstract: 497 | PDF (Bahasa Indonesia): 773

    Abstract

    Diosmetin adalah bioflavonoid yang berlimpah di alam dan merupakan senyawa turunan flavon yang memiliki aktivitas antioksidan yang buruk, sehingga pemanfaatan senyawa ini sebagai antioksidan sangat jarang. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan diosmetin digunakan metode QSAR. Analisis QSAR (Quantitative Structure-Activity Relationship) terhadap 195 senyawa turunan diosmetin sebagai senyawa antioksidan yang dilakukan dengan menggunakan deskriptor panas pembentukan, energi HOMO, energi LUMO, energi hidrasi, nilai Log P, massa, muatan atom C2, C4, dan C4’. Struktur elektronik sebagai deskriptor telah dilakukan perhitungan melalui perangkat lunak Hyperchem 8.0.6 untuk Windows 7.0 menggunakan metode semiempirik AM1. Deskriptor-deskriptor telah diperoleh melalui permodelan molekul untuk memperoleh struktur yang paling stabil setelah proses optimasi geometri . Nilai aktivitas biologis antioksidan (IC50) diperoleh melalui jurnal penelitian. Persamaan model QSAR terbaik ditentukan melalui pendekatan regresi multilinier dan diperoleh persamaan QSAR : –log IC50 = 70.52781 + (-0.0298 Panas Pembentukan) + (3.627483 Energi HOMO) + (-0.48695 Energi LUMO) + (0.274203 Energi Hidrasi) + (-3.43515 Log P) + (-0.17476 Massa) + (26.95107 muatan atom C2) + (-3.67587 muatan atom C4) + (-3.85701 muatan atom C4’), sehingga diperoleh hasil bahwa senyawa 3,6-diamin diosmetin merupakan senyawa turunan diosmetin dengan aktivitas antioksidan terbaik dengan nilai IC50 prediksi sebesar 0.33 µg/mL.

  • Perbandingan VCO, Minyak Zaitun dan Minyak Jagung terhadap sifat fisik balsem stik dengan pengikat Vaselin Alba atau Adeps Lanae

    Pramulani Mulya Lestari, Kori Yati, Mimil Rosanti
    58-64
    Abstract: 854 | PDF (Bahasa Indonesia): 573

    Abstract

    Penggunaan balsem dengan dioleskan pada bagian tubuh yang sakit dapat menyebabkan rasa panas dan lengket di jari tangan. Pembuatan balsam stick merupakan salah satu solusi untuk mengatasi hal tersebut. Balsem stick dipengaruhi oleh komponen-komponen yang digunakan yaitu minyak, lilin dan lemak. Penggunaan minyak dan lemak yang memiliki kandungan asam lemak dan bobot molekul yang berbeda akan mempengaruhi sifat fisik balsem stick. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan penggunaan VCO, minyak zaitun dan minyak jagung dengan pengikat antara Adeps lanae dan Vaselin alba terhadap sifat fisik balsem stick metil salisilat. Semua sediaan balsem stick dibuat dengan metode yang sama dan dievalusi meliputi uji organoleptik, homogenitas, kekerasan dan titik lebur. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan titik lebur dan kekerasan, namun semua formula memenuhi persyaratan sifat fisik balsem stick. Formula dengan VCO dan variasi Adeps lanae menunjukan titik lebur dan kekerasan tertinggi yaitu 65,760C dan 2,13 mm. Hasil data statistik Kruskal Wallis menunjukkan sig < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan dari setiap formula. Berdasarkan hasil pengamatan disimpulkan bahwa VCO dengan Adeps lanae dalam kombinasi Carnauba wax dan Cera alba memberikan titik lebur, kekerasan dan nilai yield value yang tinggi

  • Aktivitas Antioksidan Metabolit Sekunder Kapang Endofit daun tanaman Bawang Dayak (Eleutherine Americana (Aubl.) Merr.) secara In Vitro

    Shirly Kumala, Gabriel Gabriel
    65-73
    Abstract: 364 | PDF (Bahasa Indonesia): 293

    Abstract

    Tanaman bawang dayak (Eleutherine Americana (Aubl.) Merr.) merupakan tanaman obat yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Metabolit sekunder yang berkhasiat sebagai antioksidan dapat diperoleh dengan membutuhkan banyak tanaman bawang Dayak. Oleh karena itu dicari alternative lain dengan memanfaatkan mikroba endofit sebagai sumber metabolit sekunder yang akan membuat produksi bahan baku obat alam lebih efisien dan ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji metabolit sekunder kapang endofit daun bawang dayak yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Metode penelitian ini menggunakan teknik inokulasi tanam langsung pada permukaan media pertumbuhan PDA (Potato Dextrose Agar). Identifikasi morfologi kapang dilakukan secara makroskopik (visual) dan mikroskopik (slide culture). Hasil isolasi kapang endofit ini didapatkan 4 isolat. Isolat difermentasi dengan metode goyang kemudian diekstraksi dengan pelarut etil asetat. Ekstrak yang diperoleh, dilanjutkan dengan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode peredaman radikal bebas DPPH, Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa ekstrak etil asetat metabolit sekunder dari keempat isolat berpotensi sebagai antioksidan Ekstrak Etil asetat dari isolat d.IEP.1.2 memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 terendah yaitu 82,9750 µg/mL.

  • Identifikasi Molekuler Bakteri Simbion Spons Laut Haliclona (Reinera) sp. sebagai antibakteri

    Ani Pahriyani, Fitriana Mifthahul Haq, Priyo Wahyudi
    74-82
    Abstract: 384 | PDF (Bahasa Indonesia): 546

    Abstract

    Bakteri simbion telah diketahui dapat menghasilkan  metabolit  sekunder yang saat ini semakin banyak dimanfaatkan untuk memeroleh senyawa bioaktif. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Mulyaningsih (2016) telah diketahui bahwa bakteri simbion dari spons laut Spheciospongia inconstans asal Pulau Harapan, Kepulauan Seribu berpotensi untuk menghasilkan senyawa antibakteri. Tujuan dilakukan penelitian  ini  adalah  untuk  mengidentifikasi  spesies dari isolat bakteri simbion spons Spheciospongia inconstans penghasil antibakteri berdasarkan gen 16S rRNA. Dari penelitian sebelumnya didapatkan  lima isolat bakteri simbion dan DNA kelima isolat bakteri diisolasi dengan menggunakan Wizard Genomic DNA Purification Kit, kemudian dilakukan amplifikasi gen 16S rRNA menggunakan primer 27f dan 1492r. Hasil amplifikasi kemudian disekuensing dan dilakukan penyejajaran menggunakan program BLAST. Hasil dari penelitian ini hanya berhasil mengidentifikasi isolat bakteri simbion.

  • Hubungan antara pengetahuan dengan luaran terapi pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2-Dislipidemia

    Imaniar N. Faridah, Haafizah D., Ginanjar Z. S., Faaiza C. A.
    83-89
    Abstract: 247 | PDF (Bahasa Indonesia): 175

    Abstract

    Diabetes mellitus dan dislipidemia merupakan suatu penyakit non communicable disease yang angka kejadiannya terus meningkat. Kedua penyakit tersebut merupakan faktor resiko untuk terjadinya penyakit kardiovaskular. Pengetahuan pasien yang baik diperlukan agar pasien waspada terhadap penyakitnya sehingga diharapkan luaran terapinya dapat mencapai target yang diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai bagaimana pengetahuan pasien terhadap penyakitnya serta untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan pasien dengan luaran terapi pasien yaitu HbA1c dan kolesterol total. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Data diambil secara prospektif dari pasien diabetes di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan September – Desember 2016. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi yaitu pasien dengan diagnosa diabetes melitus-dislipidemia yang menjalani rawat jalan di Poliklinik Rawat Jalan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, berusia lebih dari 18 tahun, terdapat data kadar HbA1c dan kadar kolesterol total dan menggunakan dua obat yaitu antidiabetik dan antikolesterol. Data yang diambil adalah data pengetahuan menggunakan kuisioner yang sudah divalidasi sebelumnya, serta data luaran terapi yang diperoleh dari rekam medik pasien. Analisis dengan regresi linear dilakukan untuk menilai hubungan antara pengetahuan dengan luaran terapi. Sejumlah 37 pasien yang berpartisipasi pada penelitian ini banyak berusia kurang dari 60 tahun (64.9%), paling banyak perempuan (59.5%) dan tingkat pendidikan >9 tahun (86.5%). Selain itu, hanya 62.2% pasien yang mencapai target terapi untuk HbA1c, sedangkan hanya 56.8% pasien yang mencapai target terapi untuk kolesterol total. Berdasarkan analisis regresi linear diketahui tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kadar HbA1c maupun kadar kolesterol total (sig 0.893 dan 0.292).

  • Skrining virtual dan elusidasi moda ikatan senyawa Inhibitor Enzim Elastase dan Hyaluronidase pada beberapa tanaman dengan aktivitas Anti-Aging

    Esti Mumpuni, Esti Mulatsari, Tri Kumala Noerfa
    90-100
    Abstract: 407 | PDF (Bahasa Indonesia): 345

    Abstract

    Beberapa penelitian mengenai enzim elastase dan enzim hyaluronidase yang berpotensi sebagai anti-aging telah dipublikasi sebelumnya. Mengacu pada berbagai hasil penelitian tersebut, pada penelitian ini dilakukan skrining virtual 30 senyawa bahan alam yang berasal dari 10 tanaman dan elusidasi moda ikatan terhadap senyawa aktif sebagai inhibitor enzim penyebab penuaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme kerja senyawa penghambat aging pada tanaman dan memodelkan interaksinya. Berdasarkan hasil score ChemPLP dari simulasi docking pada penelitian ini, diperoleh 4 senyawa yang aktif menghambat enzim elastase yaitu dari 2 senyawa dari tanaman jeruk (Citrus aurantium subsp. Amara), 1 senyawa dari bunga lavender (Lavandula angustifolia L.) dan 1 senyawa dari tanaman lengkuas belang (Alpinia zerumbet). Sedangkan pada enzim hyaluronidase diperoleh 11 senyawa yang aktif menghambat enzim hyaluronidase yaitu 2 senyawa dari tanaman lengkuas belang (Alpinia zerumbet), 3 senyawa dari tanaman pinang (Areca catechu L.), 1 senyawa dari tanaman teh (Camellia sinensis Kuntze), 1 senyawa dari bunga mawar (Rosa centifolia L.), 2 senyawa dari tanaman jeruk (Citrus aurantium subsp. Amara), 1 senyawa dari tanaman lavender (Lavandula angustifolia L.) dan 1 senyawa dari rumput laut (Eucheuma spinosum).